Mataram – (DP3AP2KB NTB)
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB, Dra. Nunung Triningsih menghadiri kegiatan Update Capaian Program Power To Youth Nusa Tenggara Barat Tahun 2023 di Hotel Lombok Astoria Mataram, Selasa 5 Desember 2023.
Pada kesempatan tersebut, Kepada DP3AP2KB mengatakan, program yang dilaksanakan oleh Rutgers NTB ini sangat linier dengan program daerah, sehingga pemerintah merasa sangat terbantu dengan adanya program Power To Youth ini.
“Apa yang dilakukan oleh Rutgers ini, sejalan dengan upaya pemerintah provinsi bersama kabupaten kota untuk mengatasi isu-isu strategis pada urusan bidang perempuan dan anak, yaitu tingginya angka perkawinan anak dan kekerasan gender,” ungkapnya.
Ibu Nunung menyampaikan, program yang digagas oleh Rutgers ini berfokus pada penurunan angka perkawinan anak, pencegahan kehamilan remaja, kekerasan berbasis gender yang dilaksanakan selama lima tahun di dua kabupaten yakni Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Tengah.
Program yang telah berjalan sejak tiga tahun lalu ini telah memperlihatkan hasil, salah satunya di Kecamatan Jerowaru yang saat ini menyentuh angka nol persen perkawinan anak.
Ibu Nunung menjelaskan, strategi yang digunakan Rutgers yakni pendekatan sosiologis dan menggandeng berbagai pihak, sangat efektif dalam menurunkan tingkat perkawinan anak.
“Rudgers menggandeng orang muda, petugas kesehatan, guru sekolah, tokoh agama, serta media masa untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya perkawinan anak,” jelasnya.
Pencegahan perkawinan anak juga diintervensi lewat kerjasama dengan pemerintah desa, dengan mendorong terbentuknya peraturan desa tentang pencegahan perkawinan anak, serta mendorong terbentuknya Forum Anak Desa (FAD) sebagai wadah berekspresi untuk anak muda.
Senada dengan itu, Pj. Sekda NTB Drs. H. Fathurrahman yang juga hadir pada acara ini mengatakan, anak muda harus diberikan ruang untuk berekspresi mengembangkan bakatnya, agar tidak terjerumus dalam pergaulan negatif, yang menyebabkan terjadinya perkawinan anak.
Pj. Sekda mengapresiasi langkah Rutgers ini, dan berharap program ini dapat terus berlanjut.
Perlu diketahui, Rutgers merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak dan Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS).
Rutgers Indonesia adalah mengelola organisasi dalam bentuk program dan proyek baik berupa penelitian, pendidikan publik, kampanye, mendukung pemerintah, hingga penyediaan layanan untuk anak-anak, remaja, perempuan, dan kelompok marjinal.


