Lombok Barat – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB bersama Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB menggelar agenda tahunan Temu Forum Anak NTB tahun 2024 di Lombok Beach Senggigi, Selasa (09/07/2024).
Temu Anak ini digelar dalam rangka menyerap aspirasi anak-anak NTB yang tentunya akan memegang estafet kepemimpinan yang akan datang. Temu Forum Anak ini dihadiri oleh 30 peserta dari seluruh kabupaten/kota se-NTB, yang mana masing-masing kabupaten/kota diwakili oleh tiga orang dari pengurus Forum Anak.
Ketua I Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi NTB, Ir. Hj. Lale Prayatni yang membuka acara tersebut menyampaikan bahwa, permasalahan yang berkaitan dengan anak masing banyak. Oleh karenanya, butuh sinergi yang kuat seluruh Forum Anak untuk mengurai permasalahan ini.
“Untuk menyelesaikan masalah ini, mari bekerjasama dengan semua Forum Anak, baik dari tingkat desa hingga tingkat provinsi, kita tidak bisa sendiri, perlu koordinasi dan kolaborasi,” tuturnya.
Kepala DP3AP2KB, Dra. Nunung Triningsih, MM mengatakan sekitar 30,7 persen penduduk NTB merupakan anak dari total 5,6 juta jiwa, dengan jumlah ini, tentunya anak harus diberikan perhatian khusus karena masa depan bangsa khususnya NTB ada ditangan mereka.
Selain kekerasan, isu yang menjadi perhatian saat ini adalah perkawinan anak, Ibu Nunung menyebut NTB Darurat Perkawinan Anak, yang mana diketahui perkawinan anak adalah salah satu penyumbang terbesar penyebab kasus stunting di NTB. Oleh karena itu, perlu adanya pencegahan lebih masif dan melibatkan anak itu sendiri.
“Pemenuhan hak anak tanggung jawab semua pihak. Karena dibalik turunnya prevalensi perkawinan anak secara nasional, di NTB justru naik,” terangnya.
Senada dengan hal tersebut, Ketua LPA NTB, H. Sahan, SH, mengatakan kedepan perlu persiapan matang mulai dari desa, kabupaten hingga provinsi. “Karena dalam proses ini anak anak akan berlomba dengan kreatifitas masing masing,”katanya.
Sahan memaparkan, perkawinan anak yang mencapai 17,32 persen tahun 2023 atau jauh dibandingkan rata rata nasional. Dalam kaitan ini peran forum anak menyuarakan dan menyosialisasikan kepada masyarakat tentang dampak dari perkawinan anak.